Masalah
Rumusan isu-isu stretegis yang ada di Kota Probolinggo dapat diuraikan
sebagai berikut :
1. Kualitas layanan dan aksesibilitas pendidikan dan
kesehatan.
2. Pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak.
3. Iklim investasi dan daya saing daerah.
4. Perkembangan
industri, perdagangan dan jasa serta usaha mikro, kecil, menengah dan koperasi.
5. Penanggulangan kemiskinan dan pengangguran.
6. Reformasi birokrasi dalam rangka mewujudkan tatakelola
pemerintahan yang baik.
7. Modernisasi penyelenggaraan pemerintaha didukung
aparatur profesional dan amanah.
8. Peningkatan kualitas pelayanan publik.
9. Pemberdayaan masyarakat dalam proses pembangunan.
10. Ketersediaan infrastruktur dan utilitas perkotaan
sebagai kota jasa terutama dalam mengantisipasi pengembangan Pelabuhan Tanjung Tembaga.
11. Kualitas lingkungan hidup perkotaan.
12. Pengendalian pemanfaatan ruang kota.
13. Kesejahteraan dan kesetiakawanan sosial.
14. Pengembangan pariwisata, seni dan budaya lokal.
15. Peran pemuda dan pengembangan olah raga.
Sumber: RPJPD Kota Probolinggo Tahun 2005-2025
2. Permasalahan Kesehatan
Berbagai usaha telah dilakukan untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat
di
Kota Probolinggo. Meskipun demikian
beberapa masalah di bidang kesehatan yang masih dihadapi dan perlu
penanganan dalam jangka menengah dapat diidentifikasi sebagai berikut : (1) Pelayanan kesehatan dasar dan pelayanan
kesehatan rujukan terutama untuk
masyarakat miskin, penyeledikian epidemiologi
dan
penanggulangan kejadian luar
biasa, promosi kesehatan dan pemberdayaan masyarakat, kesemuanya perlu disesuaikan dengan tuntutan standar pelayanan
minimum bidang kesehatan, (2) Terpenuhinya rasio
jumlah
penduduk dengan
ketersediaan unit pelayanan kesehatan yang
berkualitas, (3)
Belum terpenuhinya
tenaga medis, para medis dan peralatan
medis yang sesuai dengan Standart Rumah Sakit Tipe B
sehingga sulit dalam pengembangan pelayanan kesehatan kepada
masyarakat yang berkualitas, (4) Belum terpenuhinya
ketersediaan
tenaga kesehatan dalam jumlah dan kualitas yang dipersyaratkan
bagi terwujudnya pelayanan kesehatan yang
berkualitas.
3. Permasalahan Infrastruktur dan Tata Ruang
Permasalahan infrastruktur dan tata ruang
kota terkait dengan laju perubahan penggunaan lahan,
sistem drainase perkotaan, sistem transportasi, bangunan rumah layak
huni dan sistem pengelolaan
prasarana lingkungan, yang secara terinci
permasalahannya dapat dielaborasi sebagai berikut
:
a. Terjadinya konversi lahan dari lahan non terbangun (kebanyakan lahan
pertanian) menjadi lahan terbangun.
Dikarenakan permasalahan laju
perubahan
penggunaan lahan yang
tinggi terutama disebabkan tingkat pemanfaatan lahan kota
relatif tinggi seiring bertambahnya jumlah
penduduk, sedangkan luas
lahan kota relatif terbatas.
b. Masih
terdapatnya genangan di beberapa titik lokasi di Kota Probolinggo terutama pada
saat curah hujan tinggi. Hal ini perlu perencanaan sistem drainase yang baik
dan memadai sesuai kondisi eksisting wilayah.
c. Aksesibilitas
atau keterjangkauan ke beberapa tempat masih kurang, dilihat dari mobilitas
peduduk, barang dan jasa yang masih bermasalah seperti waktu tempuh yang lama
atau kemacetan lalu lintas, kondisi jalan yang rusak, daya tampung jalan yang tidak
seimbang dengan volume kendaraan yang lewat dan ditambah dengan tingkat
kesadaran masyarakat di Kota Probolinggo yang kurang akan tertib berlalu
lintas. Dan sekarang adanya pembangunan
dan pengembangan Pelabuhan Tanjung Tembaga untuk melengkapi infrastruktur pendukung dan penunjangnya memerlukan pengawasan dan perhatian
khusus agar sesuai rencana.
d. Penyediaan fasilitas pelayanan umum di Kota Probolinggo
yang masih kurang dalam hal peyediaan dan pengelolaannya seperti fasilitas
kesehatan yang ada serta jaringan air bersih yang belum terlayani dengan baik
dan tercukupi dari segi jumlah dan kualitas.
4. Permasalahan Perumahan Rakyat
Permasalahan pokok yang dihadapi
pembangunan kawasan permukiman perkotaan di Kota Probolinggo
adalah : (1) Adanya kawasan permukiman yang belum tertata dan dilengkapi dengan sarana
dan
prasarana standar
yang
dibutuhkan oleh
masyarakat yang
tinggal di
permukiman tersebut, (2) Diperlukannya perbaikan sarana dan prasarana dasar
permukiman secara berkelanjutan guna
peningkatan kesejahteraan masyarakat,
(3)
Masih adanya kawasan permukiman yang kurang
layak huni khususnya dari
aspek akses air bersih dan sistem sanitasi seperti permukiman kumuh di beberapa titik daerah di Kota Probolinggo, (4) Penyediaan dan peningkatan kualitas
rumah
layak
huni
dan terjangkau bagi
masyarakat, khususnya masyarakat
berpenghasilan rendah.
5. Permasalahan Lingkungan Hidup
Beberapa masalah yang perlu mendapatkan perhatian dalam upaya meningkatkan kualitas lingkungan hidup wilayah
perkotaan di Kota Probolinggo adalah berkaitan dengan masalah pencemaran udara,
pencemaran
air tanah dan permasalahan
sampah.
a. Pencemaran udara meningkat seiring dengan semakin
meningkatnya jumlah penduduk kota yang diikuti dengan peningkatan aktivitasnya seperti peningkatan jumlah
mobilitas penduduk yang berkaitan dengan penggunaan kendaraan pribadi.
b. Pencemaran air permukaan terjadi karena perilaku atau kebiasaan warga seperti membuang sampah ke sembarang tempat atau
mengalirkan limbah hasil pengelolaan industri ke sungai yang menyebabkan penurunan kualitas air
tanah.
c. Pencemaran air tanah yang terjadi mengakibatkan sumur-sumur penduduk
menjadi tidak
layak untuk dijadikan air
minum karena rawan tercemar
bakteri E-coli. Hal ini terjadi karena jarak sumur dengan septictank tidak sesuai ketentuan
yang dianjurkan.
d. Penanganan
sampah yang kurang baik seperti jumlah tempat sampah atau tempat pengelolaan
sampah terpadu yang masih minim yang tidak sebanding dengan volume sampah yang
dihasilkan dari aktivitas masyarakat. Pengaruh dari permasalahan ini akan
berakibat pada rendahnya kualitas lingkungan masyarakat karena sampah yang
tidak dikelola dengan baik menjadi sumber penyakit.
6. Permasalahan Ekonomi
Permasalahan yang
dihadapi di bidang ekonomi terkait dengan masalah
ketenagakerjaan, koperasi dan UMKM,
penanaman modal, industri, perdagangan dan jasa, perikanan dan kalautan, pertanian
dan
ketahanan pangan, yang secara spesifik
masing-masing permasalahannya dapat
dielaborasi sebagai berikut :
a. Tingginya angka pengangguran terbuka yang disebabkan karena terbatasnya lapangan pekerjaan, kurangnya ketrampilan
dan keahlian akibat pendidikan yang kurang, dan rendahnya jiwa kewirausahaan.
b. Masalah yang dihadapi
oleh pelaku usaha mikro, kecil, menengah dan koperasi
adalah masalah permodalan, pemasaran dan
manajemen. Modal yang dibutuhkan masyarakat untuk
mendirikan usaha tidak cukup dan susah didapatkan seperti syarat peminjaman
modal yang dipersulit. Pemasaran yang kurang
optimal karena daerah pemasaran yang dapat dijangkau sempit akibat kurangnya koneksi
dengan pengusaha lain.
c. Masalah yang dihadapi dibidang perdagangan adalah masih belum kuatnya daya saing
produk lokal dipasar nasional dan internasional, terutama dalam menghadapi produk-produk berbiaya rendah. Produk lokal saja di daerah produksinya dan Indonesia sendiri masih dihargai
atau dibeli dengan biaya murah.
d. Masalah yang
dihadapi bidang perindustrian, baik industri kecil, menengah
maupun industri kreatif, secara umum adalah kuantitas dan kualitas sumber
daya manusia pelaku usaha industri yang masih
kurang memadai, penciptaan
iklim yang kondusif bagi berkembangnya sektor industri yang
belum optimal, apresiasi
terhadap insan industri khususnya industri kreatif
yang
masih kurang, pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi yang belum optimal dan perlunya dorongan peran lembaga pembiayaan yang
mendukung pengembangan industri secara optimal.
e. Belum optimalnya upaya pemanfaatan sumber daya potensial yang ada
melalui kegiatan pengembangan, pengawasan atau pengendalian dan
promosi investasi.
f. Pemenuhan kebutuhan pangan penduduk
secara merata dengan harga yang
terjangkau oleh masyarakat. Di Kota Probolinggo ada beberapa bahan pangan yang harganya sulit
dijangkau oleh penduduk miskin sehingga kebutuhan asupan dan gizi masih minim
dan seadanya.
g. Permasalahan mengenai
pembangunan pertanian antara
lain adalah penurunan kualitas
dan
kuantitas sumber daya lahan pertanian. Dari segi kualitas, faktanya lahan pertanian terus
mengalami degradasi yang luar
biasa, dari sisi kesuburannya akibat dari pemakaian pupuk anorganik. Sementara
itu,
dari sisi kuantitasnya konfeksi lahan di daerah kita
yang memiliki
kultur dimana orang tua akan memberikan
pembagian lahan
kepada anaknya turun temurun, sehingga terus
terjadi penciutan luas lahan pertanian yang beralih fungsi menjadi lahan
bangunan dan industri.
Sumber: RPJMD Kota Probolinggo Tahun 2014-2019
Sumber: RPJMD Kota Probolinggo Tahun 2014-2019
0 komentar: